Triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara,
lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain. Atau mungkin semua benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
Pengertian Teknik Triangulasi
Dijelaskan
oleh Deni Andriana bahwa peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)
Triangulasi
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115)
yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek
kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain
itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran
peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Denzin
(dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian
ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik
pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi
dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu,
maka ditempuh langkah sebagai berikut :
1.
Membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2.
Membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3.
Membandingkan apa
yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu.
4.
Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari
berbagai kelas.
5.
Membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sementara
itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam
riset kualitatif triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang
peneliti disamping proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas
informasi yang diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian. teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain.
Model triangulasi diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara pendekatan
kualitatif dan kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang tepat.
Murti B., 2006 menyatakan bahwa tujuan
umum dilakukan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis,
metodologis, maupun interpretatif dari sebuah riset. Dengan demikian
triangulasi memiliki arti penting dalam menjembatani dikotomi riset kualitatif
dan kuantitatif, sedangkan menurut Yin R.K, 2003 menyatakan bahwa pengumpulan
data triangulasi (triangulation) melibatkan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Apa yang dapat saya katakan disini bahwa implementasi riset
kesehatan saat ini banyak dikembangkan kemitraan riset kualitatif dan
kuantitatif (mix methods) atau dengan ungkapan saya“Bridging disparities
evidence based mixed methods approaches in healthcare organizations”.
Sumber Pustaka :
Moloeng, lexy J. 2004. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Nasution, Prof. Dr. S.
2003. Metode
Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Memberi Tanggapan