Tulisan
ini didasarkan pada buku Burhan Bungin, yang berjudul Analisis Data
Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis kearah Penguasaan
Model Aplikasi, diterbitkan PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta pada tahun
2003 dan buku DR. Lexy. J. Moleong yang berjudul Metode Penelitian kualitatif.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai triangulasi sebagai suatu tehnik
penelitian perpaduan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif dan sebagai
salah satu tehnik atau cara dalam pemeriksaan keabsahan data. Tulisan ini juga
akan menjelaskan manfaat dan proses kerja dari tehnik triangulasi.
Triangulasi
adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin (1978) dengan meminjam
peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk pada penggabungan
berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan
kesahihan data dijamin dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu
sumber atau metode tertentu dengan data yang di dapat dari sumber atau metode
lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang inheren dalam sumber
data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data,
peneliti atau metode lainnya. Istilah triangulasi yang dikemukakan oleh Denzin
dikenal sebagai penggabungan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif
yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu penelitian.
Metode
penelitian dengan tehnik triangulasi digunakan dengan adanya dua asumsi yaitu
yang pertama, pada level pendekatan, tehnik triangulasi digunakan karena adanya
keinginan melakukan penelitian dengan menggunakan dua metode sekaligus yakni,
metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Hal ini
didasarkan karena, masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan
tertentu, dan memiliki pendapat dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan
menanggapi suatu permasalahan. Suatu masalah jika dilihat dengan menggunakan
suatu metode akan berbeda jika dilihat dengan menggunakan metode yang lain.
Oleh karena itu akan sangat bermanfaat apabila kedua sudut pandang yang berbeda
tersebut digunakan secara bersama-samaa dalam menanggapi suatu permasalahan
sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih lengkap dan sempurna.
Pada level pendekatan penelitian, penggabungan metode kuantitaif dan kualitatif
dalam sebuah kegiatan penelitian ditujukan untuk menemukan sesuatu yang lebih
utuh dari objek penelitian. Asumsi kedua yang mendasari penggunaan tehnik
triangulasi yakni, pada level pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan dan
analisis data membutuhkan sebuah prosedur untuk menguji hasil analisis data.
Dalam
penelitian dengan mengunakan metode triangulasi, peneliti dapat menekankan pada
metode kualitaitif, metode kuantitaif atau dapat juga dengan menekankan pada
kedua metode. Apabila peneliti menekankan pada metode kualitatif, maka metode
kuantitatif dapat digunakan sebagai fasilitator dalam membantu melancarkan
kegiatan peneliatian, dan sebaliknya jika menekankan metode kuantitatif. Namun.
apabila peneliti memberi tekanan yang sama terhadap kedua metode penelitian (
kuantitatif-kualitaatif) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan harus
dilakukan yakni : yang pertama memahami masing-masing metode dan pentingnya
metode teersebut dalam suatu penelitian yang akan dilakukan; kedua, memahami
permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilakukan sehingga penggunaan
metode kualitatif dan metode kuantitatif ini disesuaikan dengan masalah dan
tujuan dari penelitian yang ingin dicapai; ketiga, kedua metode yang digunakan
juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas kepentingan, dimana
kedua metode dapat digunakan dalam desain secara bersama-sama namun pada
laporan penelitian hanya diperhitungkan salah satunya saja; dan yang ketiga,
kedua metode juga digunakan berdasarkan pertimbangan keterampilan peneliti,
yang terlibat dalam satu kegiatan penelitian secaara simultan apabila ada
hubungan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Menggunakan
metode triangulasi yakni penggabungan dua metode dalam satu penelitian
diharapkan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
menggunakan satu metode saja dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan
penelitian dengan menggunakan metode triangulasi, peneliti harus terlebih
dahulu menghitung dan memperkirakan apakah hasil yang akan diperoleh nantinya
dalam peneltian tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan satu
metode saja. Selain itu juga diperhitungkan waktu, tenaga dan dana yang
dihabiskan dalam penelitian, apakah akan menghasilkan atau memperoleh hasil
yang memuaskan.
Metode
triangulasi banyak menggunakan metode alam level mikro, yakni bagaimana
menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisis data sekaligus dalam
suatu penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan
analisis hasil penelitian. Hal ini didasarkan karena informasi atau data yang
diperoleh melalui pengamatan akan lebih akurat apabila juga digunakan wawancara
atau menggunakan bahan dokumentasi untuk memeriksa keabsahan informasi yang
telah diperoleh dengan menggunakan kedua metode tersebut. Teknik triangulasi
lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan. Triangulasi
dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode yang digunakan
sudah berjalan dengan baik.
Sebagai
contoh proses kerja triangulasi yakni, dalam suatu penelitian dengan
menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipasi untuk pengumpulan
data, perlu dipastikan terhimpunnya catatan harian setiap harinya dari
wawancara dan observasi tersebut. Kemudian dilakukan uji silang terhadap materi
catatan-catatan harian tersebut untuk memastikan tidak ada informasi yang
bertentangan antara catatan harian wawancara dan observasi. Setelah itu, hasil
yang telah diperoleh perlu diuji lagi dengan informan-informan sebelumnnya.
Apabila terdapat perbedaan, peneliti harus menelusuri perbedaan ytersebut
sampai peneliti memperoleh sumber perbedaan dan materi perbedaannya , kemudian
dilakukan konfirmasi dengan informan dan sumber-sumber lain. Proses ini
dilakukan terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data,
sampai peneliti yakin bahwa tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada
lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.
Triangulasi
juga dapat dilakukan dengan menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman
informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti. Hal ini
dilakukan karena, dalam suatu penelitian dapat terjadi pemahaman yang berbeda antara
peneliti dengan informan mengenai suatu objek yang diteliti. Oleh karena itu,
untuk menghindarkan adanya pemahaman yang berbeda tersebut, digunakan
triangulasi yakni dengan cara peneliti langsung melakukan uji pemahaman kepada
informan. Cara ini dapat dilakukan setelah wawancara atau observasi. Uji
pemahaaman dapat dilakukan diakhir penelitian ketika semua informasi telah
dipresentasikan dalam draft laporan. Uji keabsahan melalui triangulasi
dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi
tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistic.
Triangulasi
sebagai tehnik pemeriksaan keabsahan data memanfatkan sesuatu yang lain diluar
data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Adapun tehnik triangulasi yang banyak digunakan dalam pemeriksaan
keabsahan data adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam buku Lexy.J.
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Denzin membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik dan teori. Triangulasi dengan sumber berrarti membnadingkan
dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam triangulasi dengan
sumber yang terpenting adalah mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya
perbedaan-perbedan tersebut.
Sedangkan
triangulasi dengan metode terdapat dua strategi yakni, pengecekan derajad
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan
pengecekan derajaad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Triangulasi dengan memanfatkan penggunaan penyidik atau pengamat yang lainnya
membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Sedangkan triangulasi
dengan teori, menurut Lincoln dan Guba dalam buku Lexy. J. Moleong, Metode
Penelitian Kualitatif adalah berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak
dapat diperiksa derajad kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Dalam
mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi. data
atau informasi dari satu pihak harus dichek kebenarannya dengan cara memperoleh
data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya
dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah membandingkan
informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada
jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini juga mencegah bahaya-bahaya
subyektif.
Penelitian
dengan menggunakan metode triangulasi dilakukan dengan menggabungkan metode
kualitatif dan metode kuantitaatif dalaam suatu penelitian. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar-benar lengkap dan komprehensif,
walaupun dengan metode ini akan lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan
dana dalam penelitian. Triangulasi sebagai salah satu tehnik pemeriksaan data
secara sederhana dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengecek data dalam
suatu penelitian, dimana peneliti tidak hanya menggunakan satu sumber data,
satu metode pengumpulan data atau hanya menggunakan pemahaman pribadi peneliti
saja tanpa melakukan pengecekan kembali dengan penelitian lain. Triangulasi ini
merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat
multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak
hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan bisa
dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Hasil
pengumpulan data yang diperoleh seorang peneliti juga diperiksa oleh kelompok
peneliti lain untuk mendapatkan pengertian yang tepat atau menemukan
kekurangan-kekurangan yang mungkin ada untuk diperbaiki. Cara ini disebut
dengan member check.
Referensi
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis keArah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2003.
Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1989.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis keArah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2003.
Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Memberi Tanggapan