Rabu, 18 Maret 2015

CONTOH PROPOSAL "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA "

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin terasa arti pentingnya. Namun cukup banyak permasalahan yang dihadapi dalam peruses pemenuhan akan pendidikan, salah satu permasalahan yang mendasar yang terjadi di dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah kualitas pendidikan. Salah satu indicator untuk melihat kualitas pendidikan adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) kelas VII di SMP 2 modoinding masih tergolong rendah, dengan nilai rata-rata 65. Apalagi dalam pelajaran IPA khususnya pada materi Fisika,yang pemahamannya  membutuhkan daya berpikir yang tinggi.
Faktor ini menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa, namun ada faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan siswa antara lain motivasi dalam diri siswa dan model pembalajaran yang digunakan guru dalam melaksanakan pelajaran. Model pembelajaran yang cendrung menjadikan siswa pasif, hanya melihat dan mendengarkan guru menyampaikan pelajaran dapat membuat siswa menjadi bosan dan tidak tertarik, tidak ada motivasi dari dalam dirinya untuk berusaha memahami apa yang diajarkan guru dan sudah pasti hal ini akan berdampak pada hasil belajarnya.
Hal ini merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran fisika dan perlu dicarikan solusunya sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa dengan harapan siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Model pembelajaran tersebut juga harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan daya pikir dan kreatifitasnya. Memungkinkan siswa yang pintar membantu temannya yang kurang. Ternyata model pembelajaran yang memiliki kriteria tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap penulis dapat memotivasi siswa dalam peran aktif mengikuti proses belajar mengajar adalah pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT).
Menurut Salvin(2009) Teams-Games-Tournament (TGT) atau Pertandingan-Permainan-Tim dapat meningkatkan kekooperatifan terhadap orang lain, meningkatkan persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan, dan keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Materi Gerak “.


B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa permasalahan yang diidntifikasi sebagai berikut :
1.      Di SMP masih tergolong rendah hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
2.      Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempengaruhi hasil belajar siswa.
3.      Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik siswa harus sering belajar kelompok.
4.      Hasil belajar siswa materi pada gerak tidak mencapai standar ketuntasan.
5.      Kurangnya kerjasama antara siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
C.    BATASAN MASALAH
Berdasarkan masalah-masalah di atas maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu dibatasi pada : penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) pada materi gerak di kelas VII.
D.    RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT) terhadap hasil belajar fisika materi gerak di kelas VII. 
E.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan siswa yang diajarkan tanpa mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) pada materi gerak di kelas VII.
F.     MANFAAT PENELITIAN
1.      Bagi peneliti : Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dalam rangka memecahkan salah satu masalah pembelajaran fisika di SMP.
2.      Bagi siswa  : Meningkatkan hasil belajar siswa dan mengajar siswa untuk tahu dan mampu bertanggungjawab dengan apa yang dikerjakannya.
3.      Bagi guru : dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran fisika di kelas, sehingga materi pelajaran fisika yang dianggap sulit bagi siswa dapat dipahami lebih mudah oleh siswa.
4.      Bagi sekolah : Sebagai masukan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
A.    KAJIAN  TEORI
1.      Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Apakah model pembelajaran kooperatif itu ? Pertama kali dikembangkan oleh Bruce dan koleganya. Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran atau prinsip pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu jenis model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan dalam model pembelajaran kooperatif beda dengan model pembelajaran lainnya. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menetima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan social.
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan  dalam kelompoknya, harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama, harus membagi tugas dan tanggung jawab anggota kelompoknya.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif menurut ismail (2000) adalah sebagai berikut :
-          Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
-          Menyajikan informasi
-          Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
-          Membimbing kelompok belajar untuk menemukan penyelesaian suatu masalah
-          Melakukan evaluasi
-          Memberikan penghargaan.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat serta saling membantu yang memungkinkan siswa memperoleh hasil belajar yang baik.
2.      Model Pembelajaran Kooperatif Teams-Games-Tournament (TGT)
a)      Pengertian
Teams-Games-Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries Dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam metode ini, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat atau lima orang yang heterogen. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin,2008). Selanjutnya diadakan turnamen, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lainnya untuk mendapatkan poin bagi timnya.
Model TGT adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Siswa dapat belajar rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Kiranawati, 2007).
b)     Langkah-langkah TGT
Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.
Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa dalam tim mereka untuk menguasai materi.
Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dengan meja turnamen.
Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui criteria yang telah diterapkan sebelumnya.
Menurut Slavin (2009), ada 5 komponen utama TGT sebagai berikut:
a)            Penyajian Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor kelompok.
b)            Kelompok (Teams)
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok diharapkan siswa dapat saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Funsi kelompok adalah untuk lebih mendalam materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah selesai penyajian materi tim tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS, untuk menyelesaikan tugas kelompok siswa mengerjakan secara berpasangan, kemudian saling mencocokan jawabannya atau memeriksa ketepatan jawabannya dengan jawaban teman kelompok. Bila ada satu siswa yang mengemukakan pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan kepada guru.
c.         Persiapan Permainan/Pertandingan
Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi, kemudian guru mempersiapkan alat-alat untuk permainan, yaitu: kartu permainan yang dilengkapi nomor, skor, pertanyaan, dan jawaban materi.

d.         Permainan/Pertandingan
Games/tournament terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang di rancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Secara bergiliran siswa mengambil sebuah kartu dan membaca soal itu dengan kuat supaya siswa yang yang ada dalam meja tersebut dapat mendengar. Siswa yang mendapat soal mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dan siswa lain yang berada pada meja yang sama menganggap jawaban yang diberikan tadi salah, siswa yang lain boleh memberikan jawaban yang berbeda, kemudian jawaban siswa dicocokan dengan kunci jawaban yang telah tersedia di meja turnamen. Jawaban yang benar akan mendapatkan skor, apabila anggota tim tidak dapat menjawab maka dilemparkan kepada tim lain setelah siswa menyelesaikan turnamen dilakukan penghitungan skor yang diperoleh siswa. Bagi kelompok yang mendapatkan skor/poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. Turnamen merupakan struktur bagaimana dilaksankannya permainan tersebut. Turnamen dilaksanakan setelah guru menyelesaikan presentasi kelas / penyajian kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS.
Untuk memulai permainan masing-masing siswa diundi terlebih dahulu untuk menentukan pemain pertama yang akan mengambil sebuah kartu bernomor yang berisi pertanyaan.
  
Tabel 1. Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain Dengan

Poin bila jumlah kartu yang diperoleh
Top scorer

40
High Middle Scorer
30
Low Middle scorer
20
Low Scorer
10

Tabel 2. Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Pemain Dengan

Poin bila jumlah kartu yang diperoleh
Top scorer

60
Middle Scorer
40
Low Scorer
20

Dengan keterangan sebagai berikut
-          Top Scorer                                     : skor tertinggi
-          High middle scorer                       : skor tinggi
-          Low middle scorer                        : skor rendah
-          Low scorer                                    : skor terendah
-          Middle scorer                                : skor sedang

e.          Penghargaan Kelompok
penghargaan kelompok (rewards) berdasarkan rata-rata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, di mana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut :
Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rerata Kelompok)
Predikat
30 sampai 39
Tim Kurang Baik
40 sampai 44
Tim Baik
45 sampai 49
Tim Baik Sekali
50 ke atas
Tim istimewa

3.      Belajar Dan Hasil Belajar
a.      Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar meripakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknyapencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Sekarang timbul pertanyaanapakah belajar itu sebenarnya? Samakah belajar dengan latihan, debgan menghafal, dengan pengumpulan data, dengan studi? Tentu saja pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak pendapat yang mungkin satu sama lain berbeda.
Arif Sadiman (1986) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu tanda bahwa seorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (Psikomotor), maupun sikap (Afektif).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaiti perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Nasution:2006). Perubahan-perubahan tersebut dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam beriteraksi dengan lingkungannya.
b.           Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek aspek perubahan prilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperolah adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Perumusan tujuan pembelajaran itu, yakni hasil belajar yang diinginkan pada diri siswa. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri siswa yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar (dalam Anni, 2004:5).
Tujuan belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam belajar, karena tujuan menjadi pedoman bagi seluruh aktivitas belajar. Tujuan belajar harus dirumuskan dengan jelas karena tujuan yang efektif dan efisien akan memudahkan baik guru atau siswa untuk mencapainya.  Tujuan belajar juga dapat dipakai sebagai criteria internal bagi siswa untuk menilai keberhasilan dalam belajar. Kegunaan tujuan belajar ialah untuk memandu guru menciptakan kondisi belajar yang menunjang pencapaian tujuan hasil belajar itu sendiri. Tujuan belajar yaitu membentuk guru untuk menyusun alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui apakah proses belajar dan pembelajaran berhasil atau gagal.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang dating dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yan g dating darti diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimili siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social ekonomi, fisik dan psikis.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kogniktif (penguasaan intelektual), bidang afaktif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan / keterampilan bertindak / berprilaku. Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisakan. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus Nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pembelajaran (Nana Sudjana, 2002).
4.           Gerak
Suatu benda dikatakan bergerak apabila benda itu mengalami perubahan kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan.
Pada materi gerak akan mempelajari jarak dan perpindahan, kecepatan dan kelajuan, percepatan, gerak lurus.
1.      Jarak dan Perpindahan
-          Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang dilewati. Jarak merupakan besaran skalar.
-          Perpindahan adalah selisih kedudukan akhir dan kedudukan awal. Perpindahan termasuk besaran vektor.
2.      Kecepatan Dan Kelajuan
-          Kecepatan merupakan perpindahan yang di tempuh setiap satuan waktu.
v= x/t
-          Kelajuan adalah jarak yang ditempuh setiap satuan waktu.
v =s/t
keterangan :  v= kecepatan rata-rata     (m/s)
                       x= perpindahan               (m)
                       s= jarak tempuh                (m)
                       t = waktu tempuh              (s)
3.      Percepatan
Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut berherak dengan kecepatan yang tidak konstan dalam waktu tertentu. Jadi percepatan adalah kecepatan tiap satuan waktu.
a =
keterangan : a = percepatan (m/s2)
                     v= kecepatan   (m/s)
                     t = waktu          (s)

4.      Gerak Lurus
Menurut lintasannya gerak lurus dibagi atas dua yaitu, gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
5.      Sintaks Pembelajaran TGT
TAHAPAN
KEGIATAN GURU
KEGIATAN SISWA
1.      Pembukaan
Memberi salam kepada siswa

Mempersiapkan kondisi kelas serta alat-alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Absensi

Membangkitkan motivasi siswa

Mengingatkan kembali materi sebelumnya


Memulai kegiatan pembelajaran dengan memberikan gambaran secara umum mengenai topik yang akan dibahas
Semua siswa member salam

Menyiapkan alat tulis menulis, buku, dll.



Merespons ketika absensi

Berespon pada hal yang disampikan

Siswa mendengarkan sambil berespon pada hal yang disampaikan

Berespon pada hal yang disampaikan
2.      Kegiatan inti
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Guru mrmberikan penjelasan mengenai gerak


Guru member kesempatan kepada siswa untuk diskusi bersama teman kelompok dan menmgarjakan L:KS.

Guru mengumpulkan LKS dan menyiapkan siswa untuk turnamen

Mengarahkan dalam bentuk turnamen kemudian member penghargaan pada tim yang mendapatkan skor tertinggi
Duduk bersama teman kelompok


Siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang di anggap penting

Diskusi dengan teman kelompok dan mengerjakan LKS.


Mengumpulkan LKS dan mengatur meja untuk turnamen

Melaksanakan turnamen dengan mengikuti arahan guru.
3.      Penutup
Guru mengatur suasana kelas agar tenang.


Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut.

Menyiapkan kelas untuk mengakhiri pelajaran
Siswa merespons dengan menjaga ketentraman di dalam kelas

Siswa mendengarkan



Siswa bersiap-siap mengakhiri pelajaran.

B.     KERANGKA BERPIKIR
Dalam proses pembelajaran fisika perlu memperhatikan model pembelajaran yang digunakan. Dalam hal ini model pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan keaktifan siswa dan memotivasi siswa untuk berperan aktif mengikuti proses belajar mengajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Karena alas an tersebut maka dapat dilihat bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembalajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibanding dengan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).


C.    HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai beriku : “Hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran   kooperatif  tipe Teams-Games-Tournament (TGT) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) materi gerak di  kelas VII.


BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A.         Definisi Operasional Variabel
Variable tak bebas (Y), yaitu hasil belajar fisika materi gerak . hasil belajar yang dimaksud adalah selisih antara skor hasil pretest dan posttest.
Variabal bebas (X), yaitu jenis perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kepada kelas eksperimen diajar dengan menggunakan model  pembelajaran  kooperatif tipe  Teams-Games-Tournament (TGT), pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT).
B.                 Subyek Penelitian
Populasi    : Seluruh siswa kelas VII SMP N 2 Modoinding
Sampel      : dipilih secara acak, 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.
C.                Rancangan penelitian
          Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Dalam rancangan penelitian ini terdapat dua kelompok (kelas) objek yang ditetapkan secara random. Yaitu meliputi satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
                           Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelas
Tes Awal
(Pretest)
Perlakuan
(Treatment)
Tes Akhir
(Postest)
Eksperimen
Y1E
X
Y2E
Kontrol
Y1K
-
Y2K
                    Keterangan :
                    Y1E                              : Skor hasil tes awal kelas eksperimen
                    Y1K                              : Skor hasil tes awal kelas control
                    X                           : Perlakuan, yaitu penerapan pembelajaran TGT
                    Y2E                              : Skor hasil tes akhir kelas eksperimen
                    Y2K                             : Skor hasil tes akhir kelas control
D.    Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
        Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan ujian (test) sesudah perlakuan (posttest) di kelas eksperimen dan kelas control.
        Instrument penelitian ini adalah test tertulis (pretest dan posttest) untuk mendapatkan hasil belajar fisika materi gerak yang telah di uji validitasnya.
E.     Prosedur Penelitian
-      Mengkaji literature, teori dan hasil penelitian yang relevan dengan topic penelitian.
-      Menyusun dan mengembangkan serta mengimplementasikan desain perencanaan pembelajarandan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi) yang sesuai dengan materi yang dipilih.
-      Menyusun dan mengembangkan serta menvalidasi instrument tes dan melaksanakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar.
-      Menganalisis hasil penelitian
-      Menyusun laporan hasil penelitia
Teknik Analisis Data
        Pada analisis inferensia, sebelum dilakukan penelitian hipotesis dengan menggunakan uji-t terlebih dahulu di lakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.
        Uji satistika yang di gunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan rumus sebagai berikut:  



Hipotesis statistik yang di uji adalah :
H0 : µE   =   µK (rata-rata skor pencapaian kelas eksperimen sama dengan
                        rata-rata skor pencapaian kelas kontrol)
H1: µE   >   µK   (rata-rata skor pencapaian kelas eksperimen lebih tinggi daripada
                        rata-rata skor pencapaian kelas kontrol)
        

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Arief, Sadiman.1986. Hakikat Belajar dan Strategi- Strategi Pembelajaran.
           Grafindo: Jakarta.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.
Sardiman, A.M.2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
            Grafindo Persada. 80
Slavin, 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh
           Nurlita, Y. Bandung : Nusamedia
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
            Baru Algensindo.
Sudjana, 2005. Metode Statistik, Tarsiro Bandung
Sugyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta : 
            Bandung
Sukino dkk. 2007. Fisika Untuk SMP Kelas VIII (KTSP Standar Isi 2006).
           Erlangga. Jakarta.
Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

            tipe-teams-games-tournament-tgt/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Memberi Tanggapan