KINEMATIKA PARTIKEL
Kinematika
adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya
penggerak ikut diperhatikan maka apa
yang dipelajari merupakan bagian dari dinamika.
Partikel
adalah benda dengan ukuran yang sangat kecil. Partikel merupakan suatu
pendekatan/model dari benda yang diamati. Pendekatan benda sebagai partikel
dapat dilakukan bila benda melakukan gerak translasi murni.
Gerak disebut gerak translasi
bila selama bergerak sumbu kerangka acuan yang melekat pada benda (x’,y’,z’)
selalu sejajar dengan keranggka acuannya sendiri (x,y,z).
1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN
1.1. Pergeseran
Posisi dari
suatu partikel di dalam suatu sistem koordinat dapat dinyatakan dengan vektor posisi r = x i + y j.
Partikel bergerak dari pisisi
pertama r1 ke posisi kedua r2 melalui lintasan sembarang
(tidak harus lurus). Pergeseran merupakan suatu vektor yang menyatakan
perpindahan partikel dari posisi pertama ke posisi kedua melalui garis
lurus. Pergeseran didefinisikan :
Dr = r2
- r1
1.2. Kecepatan
Pertikel
bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada sat t1 partikel pada
posisi r1 dan pada t1 partikel pada posisi r1.
Kecepatan adalah pergeseran partikel per
satuan waktu.
1.2.1. Kecepatan rata-rata.
vrata-rata = r2 - r1
t2
- t1
1.2.2. Kecepatan
sesaat.
Bila selang
waktu pengukuran Dt
mendekati harga nol maka diperoleh kecepatan sesaat.
vs = lim Dx/Dt
Dt ®
0
vs = dr/dt
Dalam
2 dimensi r dapat dinyatakan sebagai r = x i + y j maka diperoleh kecepatan
v = dr/dt
v = dx/dt i + dy/dt j
= vx i + vy
j
Dalam
1 dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan
dalam arah sumbu x) maka vy = 0.
Maka
percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
v = vx i
1.3. Percepatan
Selama
pergeseran tersebut kecepatan pertakel dapat mengalami perubahan. Perubahan
kecepatan per satuan waktu disebut percepatan.
1.3.1. Percepatan rata-rata
Percepatan
rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu Dt.
ar = Dv v2 - v1
Dt t2
- t1
1.3.2. Percepatan
sesaat
Bila selang
waktu Dt
mendekati nol maka diperoleh harga sesaat dari percepatan.
as = lim Dv/Dt
Dt ® 0
as = dv/dt.
Dalam 2
dimensi v dapat dinyatakan sebagai v = vx i + vy j maka diperoleh percepatan
a = dv/dt
= dvx/dt i + dvy/dt j
= ax i + ay j
Dalam 1
dimensi dimana gerak dari pertikel hanya dalam satu arah saja (misal- kan dalam
arah sumbu x) maka ay = 0.
Maka
percepatan partikel dalam 1 dimensi (sumbu x) adalah
a = ax i
Apabila
partikel bergerak dengan percepatan konstan, maka ar = as
= a.
2. GERAK DALAM SATU DIMENSI dengan PERCEPATAN
KONSTAN
2.1. Gerak dalam arah sumbu x.
Gerak satu
dimensi berarti partikel bergerak dalam satu arah saja, misalkan dalam arah
sumbu x.
pergeseran : r = x i
kecepatan : v = vx i
percepatan : a = ax I
Karena arah
gerak sudah ditentukan maka dalam perumusan tentang gerak partikel hanya
menyangkut tentang besarnya saja.
Percepatan konstan : ar =
as = a.
a = v2 - v1
t2 - t1
a = vx - vo
t
Diperoleh persamaan vx = vo + at (*)
at menyatakan
pertambahan kecepatan pada selang waktu tersebut.
Percepatan konstan = perubahan v
konstan.
Dari statistik
dapat diperoleh vr = (vo
+ v )/2.
Bila vr
t menyatakan pertambahan posisi dalam selang waktu t, maka posisi partikel
menjadi
x = xo + vr
t
Dengan
mensubstitusikan vr = (vo + v )/2 diperoleh
x = xo + 1/2 (vo
+ v ) t (**)
Bila persamaan
(*) disubstitusikan ke (**) diperoleh :
x = xo + 1/2
(vo + vo + at) t
x = xo + vo
t +1/2 at2
(***)
dan bila t = (vx
- vo )/a yang disubstitusikan diperoleh
x = xo + 1/2 (vo
+ vx )t
x = xo + 1/2 (vo
+ vx ) (vx - vo )/a
vx 2
= vo2 + 2a (x - xo
) (****)
Dari pembahasan
di atas diperoleh 4 buah persamaan yang menghubungkan 4 buah variabel dari
kinematika (x, v, a, t). Sehingga permasalahan tentang gerak partikel dapat
diselesaikan dengan menggunakan 4 buah persamaan berikut :
(1) vx = vo +
at tanpa : x
(2) x = xo + 1/2
(vo + v ) t tanpa : a
(3) x = xo + vo
t +1/2 at2 tanpa : v
(4) vx 2
= vo2 + 2a (x - xo
) tanpa : t
2.2. Gerak dalam arah sumbu y.
Gerak dalam
arah sumbu y dapat diperoleh langsung dengan mengambil persamaan yang sudah
diperoleh pada 2.a.
(1) vy
= vo + ayt
(2) y = yo
+ 1/2 (vo + vy) t
(3) y = yo
+ vo t +1/2 ayt2
(4) vy
2 = vo2 + 2ay
(y - yo )
Gerak jatuh bebas
Gerak jatuh
bebas adalah kondisi khusus dari gerak dalam arah sumbu y.
vo = 0, yo
= 0 dan ay = g. (karena arah gerak selalu ke bawah, maka arah ke
bawah diberi tanda positip) diperoleh persamaan :
(1) vy
= gt
(2) y = 1/2 vy
t
(3) y = 1/2 gt2
(4) vy
2 = 2gy
3. GERAK DUA DIMENSI
Gerak dua
dimensi dapat diuraikan ke komponen geraknya
dalam sumbu x dan sumbu y.
komponen gerak dalam sumbu x
|
komponen gerak dalam sumbu y
|
(1x) vx = vxo + at
(2x) x = xo + 1/2 (vxo + v ) t
(3x)
x = xo + vxo t +1/2 at2
(4x)
vx 2 = vo2
+ 2a (x - xo )
|
(1y) vy = vy o +
ayt
(2y) y = yo + 1/2 (vy o + vy) t
(3y)
y = yo + vy o t +1/2 ayt2
(4y)
vy 2 = vo2
+ 2ay (y - yo )
|
3.1. Gerak Peluru
Gerak peluru
merupakan gerak dalam 2 dimensi (bidang).
Posisi awal
peluru terletak di pusat koordinat, jadi
x0 = 0 dan y0 = 0.
Peluru
mempunyai kecepatan awal v0. Kecepatan awal peluru ini dapat
diuraikan menjadi komponen-komponennya :
vx0
= v0 cos q
vy0
= v0 sin q
Setelah
peluru melayang diudara, pada peluru hanya bekerja percepatan gravitasi yang
arahnya ke bawah ,
ay = -g
ax = 0
Sehingga
untuk gerak peluru persamaan geraknya :
komponen gerak dalam sumbu x
|
komponen gerak dalam sumbu y
|
(1x) vx = v0 cos q
(3x)
x = v0 cos q
t
|
(1y) vy = v0 sin q - gt
(2y) y =
1/2 (v0 sin q + vy) t
(3y)
y = v0 sin q
t +1/2 ayt2
(4y)
vy 2 = (v0 sin q)2
+ 2gy
|
Besar
kecepatan partikel pada saat t adalah :
_______________
v =Ö vx
2 + vy 2
Arah
kecepatan terhadap sumbu x : tg a
= vy / vx
Dengan
mensubstitusikan t dari persemaan (3x) ke persamaan (3y) akan diperoleh :
y = v0
sin q
t - 1/2 gt2
y = (tg
q) x - [g/(2 v02cos2q)] x2
y = Ax
- Bx2
Dari
persamaan tersebut tampak bahwa lintasan peluru berupa lintasan parabolik.
3.2. Gerak Melingkar
Pada gerak
melingkar beraturan partikel bergerak dengan besar kecepatan konstan, tetapi
arah percepatan tidak konstan. Partikel akan bergerak dipercepat.
Pada saat t
partikel di P dan pada saat t + Dt
di P’. Kecepatan di P adalah v dan kecepatan di P’ adalah v’ yang besarnya sama
dengan v tetapi rahnya berbeda. Panjang lintasan yang ditempuh dalam waktu Dt
adalah busur PP’ yang sama dengan v Dt.
D CPP’
sebangun dengan DOQQ’. Bila dibuat pendekatan panjang tali busur PP’
sama dengan panjang busur PP’ maka,
Dv v Dt
v r
Dv v2
Dt r
Untuk Dt ¾® 0
diperoleh harga eksak
a = lim Dv/Dt = v2/r
Dt ¾® 0
yang
merupakan besar kecepatan yang dialami oleh partikel.
Sedang
arahnya sama dengan arah Dv,
yaitu menuju ke pusat kelengkungan. Karena menuju ke pusat, percepatan ini
disebut percepatan centripetal.
uq
dan ur adalah vektor satuan
dalam arah tangensial dan radial.
Kecepatan
partikel v dapat dinyatakan dalam koordinat polar sebagai
v = v uq
Bila besar
dan arah v berubah maka dv/dt adalah :
dv/dt = a = v duq/dt
+ uq dv/dt
a = aT
uq - aR ur
aR
: percepatan radial = percepatan centripetal = v2/r
aT
: percepatan tangensial
4. KECEPATAN DAN PERCEPATAN RELATIF
Bila suatu
partikel bergerak dalam suatu kerangka (S’) dan kerangka tersebut juga bergerak
terhadap kerangka diam (S) yang lain, maka partikel tersebut kecepatan dan
percepatannya tergantung pada kerangka mana dilihat.
Pada saat t
=0 partikel di titik A menurut kerangka S dan dititik A’ menurut kerangka S’,
dimana kedua titik tersebut berimpit. Bila kerangka S’ bergerak dengan
kecepatan konstan u sejajar sumbu x maka pada saat t = t titik A bergeser
sejauh ut. Dan apabila titik A’ bergerak dalam kerangka S’ sejauh r’ maka
posisi partikel dilihat oleh kerangka S adalah r, dimana
r = r’ + ut
maka
dr/dt = dr’/dt +
u
v = v’ + u
Jadi
kecepatan partikel relatif terhadap kerangka S, yaitu v, merupakan jumlah vektor
kecepatan v’ yaitu kecepatan partikel terhadap kerangka S’ dan u yaitu
kecepatan kerangka S’ terhadap S.
Karena u
konstan maka dv/dt = dv’/dt atau a = a’, dalam kerangka yang bergerak relatif
terhadap kerangka lain dengan kecepatan konstan, percepatannya akan nampak
sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Memberi Tanggapan